Ini Dia Camilan Yang Dicari Anak Muda Sumenep Setelah Tarawih

Perihal.id – Setelah kenyang menikmati makanan saat buka puasa, seringkali beberapa orang merasa ingin menyantap camilan setelah shalat tarawih.

Bukan makanan berat, biasanya camilan ringan sering dicari. Beberapa anak muda dari wilayah Sumenep, Madura, kerapkali menjadikan jajanan pinggir jalan yang memiliki rasa asin dan gurih sebagai menu pengganjal perut sebelum menyantap makan sahur.

Berikut camilan asin gurih khas anak Sumenep yang dicari setelah Tarawih :

1. Rujak Dhulit

Rujak selalu jadi camilan favorit beberapa anak muda di Sumenep. Karena selama Ramadan, banyak ditemukan penjual rujak di malam hari.

Potongan buah yang disiram dengan bumbu petis dengan rasa asin gurih dan pedas, menjadi kuliner yang hampir tidak pernah sepi. Apalagi jika penjual rujak memiliki banyak pilihan toping seperti cingur, ceker ataupun cilok. Sudah pasti akan jadi tempat nongkrong anak muda selepas tarawih.

2. Rujak Corek

Belum tentu penjual rujak corek menjual rujak buah, tapi bisa dipastikan penjual rujak pasti akan jual rujak corek.

Rujak ini sangat familiar untuk anak rantau yang baru pulang ke Sumenep. Karena rujak dari Timun ini memang jadi idaman setelah shalat tarawih.

Sebenarnya rujak yg sangat simpel ini mudah dibuat. Cukup sediakan timun, lalu congkel isiannya dengan bantuan gagang sendok sampai membentuk lubang. Diulek bersama petis, garam, gula dan cabe kemudian bumbu tersebut dimasukkan kembali ke timun yang sudah dikeluarkan isiannya.

Jika di kota/kabupaten lain menjual rujak corek, dipastikan memiliki cita rasa yang berbeda. Karena Sumenep sendiri memiliki hasil tanam timun yg berbeda dari daerah lain.

3. Keripik atau Kerupuk Cengi

Kerupuk puli ataupun keripik singkong yang dibungkus kemasan kecil dengan harga terjangkau kisaran 1.000-1.500 rupiah, juga jadi favorit untuk ngemil. Apalagi jika kerupuk atau keripik di guyur dengan sambal bawang yg encer.

Sensari rasa pedas dan kriuk, banyak dicari tidak hanya anak muda tapi juga orangtua dan anak-anak.

4. Pentol Gepek Ambunten

Pentol memang tidak lekang di jaman maupun musim apapun. Di sekolah, tempat wisata, dimanapun, pentol jadi camilan yang tak pernah kehabisan penggemar.

Berbeda dengan Pentol Gepek dari Ambunten. Pentol ini juga memiliki khas yang tak kalah dengan pentol biasa. Pentol gepek memakai bahan dari ikan. Jadi aroma yang khas, tidak akan ditemui di pentol manapun.

Selain itu pentol gepek juga penyajian di gepek atau dijepit sampai gepeng menggunakan alat yang kemudian dibakar di atas kompor. Sambal khasnya yg kental dan pedas juga menjadi pembeda pentol gepek.

Kalau kamu ingin mencobanya tapi tidak ingin jauh pergi ke Ambunten, coba saja cari di sekitar jajanan di jalan Dipenogoro dan pasar malam Bangkal. Ada penjual pentol gepek asli dari Ambunten.

Tidak hanya camilan yang disebut diatas, yang kerap dicari setelah shalat tarawih, beberapa camilan lain seperti gorengan, terang bulan, martabak, roti bakar, jasuke (jagung susu keju), kue putu, usus bakar, dan camilan lain yang banyak dijajakan pelaku UKM juga bisa jadi rekomendasi sebagai pengganjal perut sebelum sahur. Hanya saja camilan tersebut meskipun ringan dikonsumsi tapi sering dijumpai di malam hari meski bukan bulan Ramadan.

Komentar