Perihal.id, Sumenep – Kabupaten Sumenep yang merupakan daerah kepulauan dengan banyak nelayan dan penyelam tradisional, dirasa butuh terapi hiperbarik atau Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT), hal itu disampaikan langsung Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh Anwar, Sumenep, dr. Erliyati.
Pihaknya menegaskan bahwa kebutuhan akan HBOT di Sumenep tidak hanya sekedar butuh tetapi sangat mendesak.
Namun demikian, menurut dr. Erliyati, ada kendala untuk memnuhi terapi hiperbarik tersebut. Sebab anggaran yang dibutuhkan untuk mendapatkan alat atau fasilitas Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) cukup fantastis. Tentu saja menurutnya, RSUMA harus mempersiapkan anggarannya terlebih dahulu.
Dokter Erliyati menyampaikan hal itu saat ikut menyaksikan Wabup Sumenep KH. Imam Hasyim, mencoba langsung terapi hiperbarik milik Lembaga Kesehatan Kelautan TNI Angkatan Laut (Lakesla) di kedalaman 5 meter selama 30 menit, Jumat (2/5/2025).
“Terapi oksigen hiperbarik atau Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) sangat diperlukan. Selain membantu penyelam, terapi ini juga bisa mengobati berbagai penyakit yang berkaitan dengan kekurangan oksigen di jaringan tubuh,” jelasnya.
Dokter Erly menyebut, hanya saja saat ini alat yang digunakan oleh Lakesla hanya berupa ambulans hiperbarik portabel. Jika Pemkab Sumenep ingin memiliki fasilitas permanen, maka diperlukan anggaran sekitar Rp 5 miliar.
Dengan potensi daerah kepulauan dan jumlah pasien yang bisa ditangani, dr. Erliyati berharap Pemkab bisa merealisasikan pengadaan alat ini dalam waktu dekat.
“Kebutuhan anggarannya memang cukup lumayan besar, ya sekitar kurang lebih diangka Rp 5 miliar lah, tapi kita tetap berharap ada atensi khusus karena ini akan menjadi layanan penting untuk masyarakat Sumenep,” pungkasnya
Komentar